Senin, 22 November 2021

Resume pertemuan Keduapuluh Dua_ Dapur Penerbit mayor_Delvi Oktovianti

 

Menguak Dapur Penerbit Mayor

Judul                :  Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Resume Ke       :  22

Gelombang      :  21

Tanggal            :  19 November 2021

Tema               :  Menguak Dapur Penerbit Mayor

Narasumber     :  Edi S, Mulyanta, S.Si, MT

 

Bismillahirrahmanirrahim …

Hari ini tanggal 22 November 2021 Pelatihan Group Menulis Gelombang 21 memasuki pertemuan keduapuluh dua dari tiga puluh pertemuan. Semoga semua peserta masih diberikan kesehatan dan semangat untuk terus mengikuti pelatihan ini sampai selesai, Aamiin. Moderator malam ini adalah Bu Helwiyah dengan ramah menyapa semua peserta dan mengingatkan semua peserta untuk mengkondisikan keadaan supaya konsentrasi mengikuti pelatihan. Alhamdulillah disela menjadi peserta BM, tugas sebagai ibu sudah selesai dilaksanakan menemani si bungsu belajar untuk Penilaian Akhir Semester besok. Narasumber malam ini adalah Bapak Edi S. Mulyanta yang akan memberikan tema “Menguak Dapur Penerbit Mayor”

 

A.          Biodata Singkat Narasumber

Narasumber malam ini adalah Bapak Edi S Mulyanta lahir di Yogyakarta, 24 Mei 1969. Beliau adalah seorang Publishing Consultan dan E-Book Development Andi Publisher pada penerbit ANDI di Yogyakarta. Pendidikan S1 Geografi di Universitas Gajah Mada Tahun 1994 dan S2 Magister Teknologi Informasi Fakultas Eletro UGM Yogyakarta Tahun 2006. Banyak karya tulis buku yang sudah dihasilkan beliau salah satunya berjudul “How to make money in Big Data” tahun 2021.

https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao


Bapak Edi sudah berkecimpung di dapur penerbitan yang dikelolanya selama 20 tahun. Pengalaman yang sangat panjang dan luar biasa. Malam ini Bapak Edi akan berbagi pengalamannya ke semua peserta Group Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 21.

 

B.           Bagaimana Dunia Penerbitan

Diera covid 19 semua penerbit buku mengalami dampak yang sangat berarti. Sejak Maret 2019, penerbit-penerbit berusaha dengan berbagai cara untuk bertahan dan mencoba tetap eksis dengan berbagai cara. Untuk menyikapi hal itu semua penerbit harus berkerja ekstra untuk merubah visi dan misi untuk menjaga kelangsungan penerbit. Cara yang paling jitu dilakukan adalah dengan mengurangi produksi buku yang akhirnya menyebabkan turunnya omset penjualan. Penerbit harus bisa mengikuti perkembangan zaman supaya tidak jauh ketinggalan, bukan hanya bisa mengambil jalan singkat dengan mengurangi produksi buku. Penerbit harus mempunyai skala dalam dunia penerbitan yang biasa disebut penerbit mayor dan penerbit minor

 

C.          Perbedaan Penerbit mayor dan Penerbit Minor

Pada konsepnya penerbit mayor dan minor sama yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya. Perbedaannya adalah jumlah skala produksi dari setiap penerbit yang terkabung dalam anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Skala produksi tersebut dapat dilihat dari ISBN, didalam ISBN tercantum penggolongan produksi buku yang dihasilkan tiap tahunnya.

 

Tugas dari penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis. Penerbit hanyalah perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan. Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitannya.


Secara materi terbitan tidak ada perbedaaan antara penerbit mayor dan minor tetapi terkadang muncul jika penerbit memilih spesialisasi pada Genre tertentu untuk lebih fokus dalam produksi dan pemasarannya.

 

Secara pemasaran perbedaan antara penerbit mayor dan minor adalah secara otomatis karena jumlah produksi cukup besar penerbit mayor memiliki saluran pemasaran yang cukup beragam (Omni Channel Marketing) selain di outle buku. Sedangkan penerbit minor pemasarannya melalui Group Menulis, Whatsaap, Fb dan Instagram.

Sumber : Pak Edi S. Mulyanto

 

D.          Pengertian ISBN

ISBN adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik yang berisi informasi tentang judul, penerbit dan kelompok penerbit. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit yang berebeda antara buku satu dengan buku yang lain. ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional yang diberikan hak oleh negara untuk mengeluarkan nomor untuk dibagikan ke penerbit.

Sumber : Pak Edi S. Mulyanto

 

Sruktur angka dalam Publication Element tersebut adalah jumlah produksi buku yang dapat dilakukan penerbit tersebut. Angka ini menampilkan kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh penerbit.


E.           Bagaimana Strategi Pemasaran

Selama Pandemi merajarela di indonesia penerbit harus memiliki starategi pemasaran yang kompetitif, tidak hanya melalui outlet di toko buku tetapi juga melalui penjualan sistem online seperti channel webminar, Podcast, IG Live dan WA Group. Buku cetak masih mempunyai daya tarik tersendiri bagi pembaca daripada E-Book.

 

Startegi yang dilakukan penerbit selama pandemi :

a)         Melakukan pengereman produksi  dengan menyimpan tenaga

b)        Memilih penulis yang tidak lekang oleh pandemi

c)         Melakukan seleksi – seleksi materi buku yang menarik

d)        Menabung naskah

e)         Mengurangi proses cetak fisik buku

f)         Menerbitkan E-Book

 


F.          Pengertian E-Book dan Google Books

E-book adalah sarana media digital buku yang masih sangat muda, sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik.


Kelebihan E-book adalah menarik karena konsep praktis, ramah lingkungan dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima media – media  lain sebagai media pengayaannya.

 

E-book saat ini baru mencapai pertumbuhan 4% saja, sehingga belum dapat dijadikan sumber utama bagi penerbit – penerbit  buku. Saat ini proses pemasaran saja yang bergeser shifting ke digital seperti jualan di market place buka lapak, Shopee, Blibli, dll dalam mempromosikan buku fisik. Katalog E-Book dapat dilihat di link berikut :

https://www.pbuandi.com/?view=flipcard

 

Google dengan sigap juga telah mencoba peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa depan. Googe Books telah digunakan oleh penulis TERE LIYE dalam menerbitkan tulisannya.

https://www.google.com/search?tbm=bks&q=tere+liye   

 

G.          Bagaimana Penerbit Bertahan

Perkembangan zaman telah membuat penerbit mayor dan minor harus mengikuti dan mau tidak mau menguasai teknologi, karena media – media baru akan menjadikan buku menjadi mengecil secara fisik melalui konsep Metaverse yang diusung Facebook dan dunia digital. Ke depan persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku.

 

Penerbit mayor saat ini tidak kekurangan naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca. Sehingga saat ini yang menjadi masalah adalah media apa yang sesuai dalam mendukung sebuah terbitan buku.

 

Penerbit minor, juga tidak kalah kreatifnya dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat – syarat kenaikan pangkat guru, dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit – penerbit saling bersaing mengisi peluang tersebut.

 

H.          Bagaimana Penulis Bersikap

Penulis tidak hanya harus mampu menulis tetapi juga harus memiliki kemampuan teknologi seperti menulis di Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk tidak mampu menolak tulisan penulis karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.

 

Penerbit tidak lagi akan melihat isi tulisan untuk syarat diterbitkannya buku tetapi juga melihat kemampuan penulis dalam mempromosikan bukunya di media sosial. Penulis yang memiliki Genre akan memproduksi bukunya sendiri tanpa memerlukan penerbit mayor maupun minor. Dunia penerbitan akan menjadi lebih berwarna dan saling menguntungkan dari penulis, penerbit, hingga pembaca buku dengan terbentuknya dunia digital yang cukup menjanjikan ke depannya.

 

Pilihlah penerbit dengan melihat karakteristik dari hasil – hasil terbitannya, karena semua penerbit mempunyai ciri khas masing – masing. Menulislah di aplikasi Wattpad sehingga mendapat follower pembaca yang pada akhirnya akan dilirik oleh penerbit. Hal yang penting sebagai penulis adalah, jaga kejujuran, jaga idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain. Mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya tawar yang saat ditawarkan ke penerbit.

 

Buku yang ditulis jika ingin diterbitkan di penerbit mayor harus merupakan buku mata pelajaran baru seperti penguatan Pancasila, Attitude Pelajar, dan Softskill. Penulis harus bisa mengangkat tema – tema diatas karena sangat dilirik oleh penerbit mayor. Dalam proses pembelajaran kita juga bisa merekam pembelajaran dan menampilkan ke dalam media youtube untuk meraih followers penonton terbanyak sehingga akan dilirik oleh penerbit mayor. Tantangan kedepan sangat panjang buku secara fisik, digital dan media akan menjadi satu kesatuan dalam dunia penerbitan.

 

Bagai bola kristal bertebar,

Buku menarik ayo bangkit,

Generasi digital 4.0 terpapar,

Buku fisik dan digital dibuat.

 

Pangkalpinang, 22 November 2021

2 komentar:

  1. Waw luar biasa dan tambah semangat bu

    BalasHapus
  2. Keren...say, resumenya....membacanya terbantu sekali dengan sub judulnya...mantap.

    BalasHapus