Kiat Menulis Cerita Fiksi
Judul :
Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume
Ke :
11
Gelombang :
21
Tanggal :
27 Oktober 2021
Tema :
Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber : Sudomo,
S.Pt
Pertemuan
malam ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin Bapak moderator Dail Ma’ruf
yang selalu ramah dan semangat menyapa para peserta Group Menulis Gelombang 21.
Materi yang akan disampaikan malam ini adalah “Kiat Menulis Cerita Fiksi”,
mendengar tema yang akan diangkat malam ini sungguh menarik, karena selama ini
saya hanya penikmat cerita fiksi tanpa belum sama sekalipun membuat buku
tentang cerita fiksi. Setau saya orang yang mampu membuat cerita fiksi adalah
orang yang memiliki daya khayal dan imajinasi yang tinggi dan orang tersebut
biasanya adalah orang yang cerdas.
A.
Biodata Singkat Narasumber
Narasumber
malam ini adalah Bapak Sudomo, S.Pt biasa dipanggil Pak Momo yang masih aktif
mengajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat NTB dan
sekarang mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Kabupaten
Lombok Barat. Untuk melihat pengalaman beliau selama mengikuti guru penggerak
dapat dilihat di www.eigendomo.com.
Melihat
biodata yang beliau sampaikan banyak karya – karya yang telah dihasilkan baik
karya fiksi, non fiksi dan berbagai prestasi di bidang kepenulisan.
B.
Pengertian Cerita Fiksi
Kata
fiksi berasal dari bahasa latin fictio yang berarti “tindakan
membuat, membentuk atau mencetak”.
Menurut
kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) fiksi adalah cerita rekaan, khayalan, tidak
berdasarkan kenyataan
Jadi
menurut saya cerita fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan yang dibuat dan
dihasilkan seseorang penulis tidak berdasarkan kenyataan atau kisah nyata
tujuannya untuk menghibur pembaca.
C. Mengapa
Kita Membuat Cerita Fiksi
Salah satu alasan mengapa kita harus
membuat cerita fiksi adalah karena sebagai tenaga pengajar kita terkait dengan
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Mengapa ANBK
? ANBK adalah ujian kompetensi yang digunakan sebagai pengganti Ujian nasional
yang diikuti oleh kelas V SD, kelas VIII SMP dan kelas X, XI SMA/SMK. Komponen
yang diujikan dalam AKM atau ANBK adalah literasi yaitu bacaan teks dan
literasi fiksi baik itu pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika maupun IPAS.
Seorang guru harus mampu menulis
cerita fiksi supaya lebih mudah membuat soal latihan AKM untuk siswanya, tidak
hanya tergantung dari soal – soal yang ada di internet. Seorang guru harus
memiliki keterampilan dalam membuat soal untuk digunakan dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Banyak latihan soal – soal AKM siswa akan terlatih dan
terbiasa dalam mengerjakan soal.
D. Bagaimana
Cara Membuat Cerita Fiksi
Syarat
bagaimana membuat cerita fiksi adalah :
1)
Rajin membaca
Membaca dalam hal ini adalah rajin
membaca karya fiksi orang lain untuk mengembangkan daya imajinasi kita. Selain
itu dengan membaca akan menambah pengalaman dan pemahaman baru tentang cerita
fiksi.
2)
Banyak Latihan
Perbedaan
membuat cerita fiksi dan non fiksi terletak pada jumlah kata dan kompleksitas
konflik cerita. Contoh cerita fiksi antara lain cerpen yang hanya terdiri dari satu
konflik sedangkan novel lebih rumit konfliknya. Contoh cerita fiksi lainnya
adalah fiksimini, flashfiction, pentigraf, novelet dan novela.
Sebagai pemula dalam menulis fiksi bisa berawal dari menulis fiksimini. Apa itu fiksimini ? fiksimini adalah fiksi singkat yang terdiri dari beberapa kata tetapi merupakan cerita yang utuh.
Sumber : Contoh Fiksimini Bapak Sudomo
E. Apa
Unsur – Unsur Pembentuk Cerita Fiksi ?
Unsur – unsur pembentuk cerita fiksi
adalah tema, premis, latar/setting, tokoh, alur/plot dan sudut pandang.
1)
Tema
Pengertian tema adalah ide pokok suatu cerita. Tips menentukan tema adalah dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh dan ruang lingkup terbatas.
Cara
menentukan tema adalah menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata,
berimajinasi, membaca dan mendengarkan curahan hati.
Contoh : Berkah Kejujuran, Pendidikan dan Kemiskinan, Persahabatan Tiga Anak SD, Pengalaman Siswa Selama Belajar di Rumah dan Perjuangan Guru Selama Pembelajaran Jarak Jauh.
Menurut
saya dalam menentukan tema kita harus memilih situasi atau keadaan yang sedang
kita alami bertujuan supaya dalam menulis akan melahirkan ide – ide yang
mengalir karena berdasarkan situasi yang kita alami dan memiliki ruang lingkup
terbatas. Contoh tema saat ini yang sangat populer adalah Dampak Pandemi Covid
19 Bagi Dunia Pendidikan.
2)
Premis
Pengertian premis adalah ringkasan cerita dalam suatu kalimat. Unsur – unsur premis antara lain karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan dan resolusi.
Cara
membuat premis adalah tuliskan masing – masing unsur pembentuknya kemudian
rangkaikan menjadi satu kalimat utuh.
Contoh
: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah
kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA
3)
Alur/ Plot
Pengertian
alur/plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Macam – macam alur
antara lain alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur
kronologis.
Unsur-unsur alur/plot antara lain Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending. Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung pada jenis alur yang dipilih.
4)
Penokohan
Pengertian penokohan adalah penjelasan
selangkah demi selangkah penjelasan detail
karakter dalam cerita.
Macam – macam tokoh antara lain
protagonis, antagonis, dan tritagonis
Teknik penggambaran tokoh : analitik,
fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh dan penggambaran
oleh tokoh lain.
5)
Latar/ Setting
Pengertian latar/setting adalah penggambaran
waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa – peristiwa dalam cerita.
Jenis – jenis latar antara lain latar
waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar
integral.
6)
Sudut Pandang
Pengertian sudut pandang adalah cara
penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan
tokoh cerita.
Macam-macam sudut pandang : Orang
Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang Ketiga Tunggal, Orang
Ketiga Jamak, dan Campuran
F. Bagaimana
Proses Kreatif Menulis Cerita Fiksi ?
Hal
– hal yang harus diperhatikan dalam menciptkan proses kreatif menulis cerita
fiksi antara lain :
1)
Niat
Salah
satu motivasi awal kita dalam menulis adalah harus memulai dan menyelesaikan
tulisan
2)
Baca Fiksi Orang Lain
Upaya
menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan
teknik penulisan
3)
Ide dan Genre
Segera
catat saat ide mendadak muncul. Menemukan ide dengan cara mengembangkan
imajinasi. Pemilihan genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai
4)
Outline
Kerangka
outline disusun berdasarkan unsur – unsur pembangun cerita fiksi, menentukan
tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita, membuat premis sesuai tema,
menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur – unsurnya, menentukan penokohan
kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik, menentukan
latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail dan memilih sudut
pandang penceritaan yang unik
5) Menulis
Cara menulis antara lain :
Ø Membuka
cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
Ø Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas
Ø Menguatkan
sisi konflik internal dan eksternal tokoh
Ø Menggunakan
pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
Ø Memilih
susunan kalimat yang pendek dan jelas
Ø Memperkuat
tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
Ø Membuat ending yang baik
6)
Swasunting
Ø Membuka
cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
Ø Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas
Ø Menguatkan
sisi konflik internal dan eksternal tokoh
Ø Menggunakan
pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
Ø Memilih
susunan kalimat yang pendek dan jelas
Ø Memperkuat
tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
Ø Membuat
ending yang baik
Keenam unsur – unsur pembentuk cerita fiksi yaitu tema, premis, latar/setting, tokoh, alur/plot dan sudut pandang harus selalu ada dan tidak boleh dihilangkan dalam membuat cerita fiksi. Jika salah satu unsur pembentuk tidak ada maka tidak bisa secara utuh disebut cerpen dan novel.
Dalam
membuat cerita fiksi kita harus percaya diri jangan takut tulisan kita tidak
disukai pembaca, tulislah dengan gaya yang kita sukai dan kuasai. Pada akhirnya
tulisan yang kita buat akan menemui takdirnya dan akan bertemu dengan penikmatnya.
Passion
menulis kita akan ditemukan seiring berjalannya waktu tidak secara instan, semua
itu butuh proses. Rajin menulis setiap hari lambat laun akan menemukan passion
kita termasuk tulisan karya fiksi maupun non fiksi. Semua butuh latihan dan
kerja keras.
“Inspirasi datang dari imajinasi”
(Ginia A. Davis)
Pangkalpinang,
27 Oktober 2021
Rapi say... Cakep
BalasHapusMakasih ayuk
HapusTambah mantap cepat dan padat
BalasHapusKelamaan edit bu saya
Hapusterima aksih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik. semoga kelak menjadi buku yang bermutu.
BalasHapusAamiin, terimakasih Om Jay
HapusTop dah bun, semangat terus jangan kasih kendor
BalasHapusIya bu, semangat juga
HapusLengkap isinya...pokoknya keren dah.
BalasHapusMau belajar dari bunda susi buat cerpen
HapusAyo ,semangat ,biar mantap
BalasHapusPasti,semangat
HapusCakeeep n rapi
BalasHapus