Menulis Semudah Ceplok Telur
Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume
Ke :
5
Gelombang :
21
Tanggal :
13 Oktober 2021
Tema :
Menulis Semudah Ceplok Telur
Narasumber : Dra.
Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H
Pertemuan
Kelima untuk pelatihan belajar menulis PGRI segera akan dimulai. Setelah sholat
magrib dan melantunkan ayat suci Al Qur’an saya mulai membuka laptop. Masih sayup
terdengar merdu suara anak bujang melantukan Al Qur’an. Kadang tanpa disadari
anak – anak begitu cepat tumbuh besar, perasaan jika menengok ke belakang
barulah si abang masuk Sekolah Dasar dan kakak masuk Sekolah Menengah Pertama,
tapi sekarang abang sudah kelas tiga dan kakak sudah kelas dua. Si kakak
setelah mengaji langsung mantangi televisi stasiun TVRI untuk menonton kejuaraan
pertandingan bulu tangkis merebut piala Thomas dan Uber Tahun 2020 yang
diselenggarakan di Denmark. Denmark untuk pertama kali menjadi tuan rumah turnamaen
Piala Thomas edisi ke- 31 dan Piala Uber edisi ke-28.
Setelah
anak – anak anteng mulailah saya sedikit bisa tenang untuk memulai aktivitas dan
menunggu materi yang akan disajikan malam ini. Melihat tema yang akan diangkat
malam ini sungguh sangat menarik hati saya “Menulis Semudah Ceplok Telur”.
Mendengar kata telur sungguh menggelitik untuk dibahas, ya telur adalah makanan
penolong bagi saya sebagai ibu pekerja disaat lagi kepepet diburu waktu untuk
menyajikan makanan. Materi malam ini disajikan oleh narasumber cantik yang
bernama ibu Lilis Ika Herpianti Sutikno sedangkan sebagai moderator oleh bapak
Dail Ma’ruf. Pelatihan dimulai pukul 19.00 secara daring via Group WA Belajar
Menulis. Semoga malam ini PLN bersahabat tidak seperti malam sebelumnya. Aamiin…
A. Biodata
Singkat Narasumber
Ibu Lilis lahir di Surabaya, 11 maret 1969 dari
pasangan orang tua yang konsen terhadap Pendidikan. Beliau mengambil S1 FKIPS
Jurusan PMP/KN dan S1 jurusan Ilmu Hukum. Profesi ibu Lilis selain sebagai guru
mata pelajaran PPKN, juga sebagai narasumber literasi daerah perbatasan,
narasumber literasi tingkat nasional bersama PGRI Pusat dalam kelas belajar
menulis bersama Om Jay. Banyak karya yang sudah dihasilkan dalam menulis yaitu
karya ilmiah, tiga buku tunggal dan delapan buku antologi. Beliau juga adalah seorang
editor dari sembilan buku. Wah prestasi yang sangat membanggakan.
B. Menulis
Semudah Ceplok Telur
Memulai materi ibu Lilis menyajikan beberapa buku yang
ditulis sahabat literasi seluruh Indonesia semudah ceplok telur mulai dari buku
1 yang berjudul berbagi kisah inspirasi menuju sukses, hadiah untuk bundaku
yang dicanangkan untuk dibuat sebanyak 100 jilid. Saat ini buku tersebut sudah
mulai masuk proses cetak jilid 5. Buku hadiah untuk bundaku sudah tersebar
hampir keseluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Pulau Mianggas
hingga Pulau terselatan Indonesia pulau Rote.
Sumber : Ibu Lilis Ika Herpianti
Sutikno
Sebelum mulai materi ibu Lilis juga menyuruh peserta
untuk berdiri dari tempatnya untuk bergoyang ala Flobamora NTT dan memberikan
hadiah untuk like dan komen bagi tiga teratas. Lumayan mengajak mata yang sudah
tidak bisa diajak kompromi setelah lelah seharian beraktivitas.
Judul “Menulis Semudah Ceplok Telur” adalah quote
narasumber dalam memberikan motivasi menulis kepada siapa saja yang memiliki
cita – cita untuk menjadi penulis hebat. Menulis adalah hal yang tidak sulit,
sangat mudah semudah anda membuat ceplok telur. Tuk Byarrr… telur yang tadinya
bulat, bisa langsung dihidangkan di meja makan. Tanpa harus ribet membuatnya
atau memasaknya. Yups setuju sekali saya dengan pendapat beliau, memasak yang
paling mudah bagi ibu – ibu sibuk adalah ceplok telur.
Sumber : Ibu Lilis Ika Herpianti
Sutikno
“Kalau kamu bukan anak
raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah” (Imam Ghozali).
Quote yang sangat menarik dan patut direnungkan, jika
disimak lebih dalam dengan menulis kita bisa meninggalkan karya untuk dikenang
oleh anak, cucu dan banyak orang. Menulis adalah berteriak pada dunia tanpa
suara. Kutipan diatas sangat menyentil diri saya ini yang bukan siapa –
siapa.
C. Mengapa
harus menulis
Menurut Al Qur’an dan Al hadis alasan kita menulis
adalah
Imam Asy-Sya’bi pernah berkata, “Apabila
engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekalipun di tembok.”
Imam Syafi’I rahimullah juga pernah
bertutur, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah katanya. Ikatlah buruanmu
dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah
itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.”
Disini, ilmu diibaratkan seperti hewan buruan (kijang)
apabila tidak diikat akan terlepas, begitu pula ilmu apabila tidak ditulis maka
akan hilang atau tidak ingat dikarenakan daya ingat manusia terbatas.
Perintah menulis datang dari Allah SWT, Hadis Rasulullah
SAW dan Permendikbud RI diatur dalam PERMEN 23 Tahun 2015.
Sumber : Ibu Lilis Ika Herpianti
Sutikno
D. Menulis
ibarat sebatang pensil
Narasumber menampilkan kisah buku tentang sebatang
pensil yang diibaratkan dengan menulis antara lain :
1. Pensil digerakkan oleh tangan manusia
Sebelum memulai
menulis berdoalah, karena dengan adanya doa akan ada tangan Tuhan yang selalu
membimbing kita. Tulisan yang diawali dengan doa dan niat tulus akan menghasilkan
tulisan yang mengena ke hati pembaca. Karena tulisan yang dibuat dari hati akan
sampai ke hati juga.
2. Ketika pensil tumpul kita perlu meruncingkannya
Ketika menulis
kita akan mengalami banyak kesulitan, penderitaan dan kesusahan. Jika hal
tersebut kita alami maka segera beristirahatlah, tutup buku dan laptop kita. Pensil
jika sudah tumpul maka kita harus segera merautnya, begitu juga dengan menulis
jika kita kekurangan ide kita harus rajin membaca yang sesuai dengan tulisan
yang kita buat.
3. Penghapus
Ada Penghapus untuk menghapus tulisan kita, ketika
kita salah menulis. Begitu juga dalam menulis pasti ada kesalahan maka kita
bisa menghapusnya, tutup laptop dulu dan ulangi keesokan hari untuk revisi
ulang
4. Pensil yang digunakan untuk menulis
bagian dalamnya
Manusia dilihat dari bagian dalam hatinya (begitupun
pensil yang tajam untuk menulis adalah bagian dalamnya), dalam menulis gunakan
hati untuk menggerakkan tangan kita, sebab menulis dengan hati akan
menghasilkan karya yang luar biasa.
5. Setiap tulisan kita akan berdampak
Belajar dari
pensil akan selalu meninggalkan goresan begitu juga dengan tulisan akan
meninggalkan jejak yang dapat menjadi inspirasi kepada setiap pembacanya.
E. Motivasi
Om Jay dalam Menulis
Didalam blog Om jay dipaparkan kisah sorang guru
penggerak yang memiliki kesulitan dalam menulis setiap hari.
Mengapa harus menulis setiap hari ? menulislah setiap
hari dan rasakan apa yang akan terjadi. Menulis tak akan berdampak apa – apa
jika kita tidak memiliki komitmen dalam diri untuk berlatih menulis setiap hari
!!!
Apa yang harus kita tulis setiap hari ? Menulislah pengalamanmu sendiri. Menurut JK Rowling : ”Mulailah dengan menuliskan hal – hal yang kita ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”.
Menulis membuat kita menjadi hebat meskipun tak harus jadi pejabat. Dengan menulis kita bisa menghasilkan karya yang bisa kita ikutkan kedalam kejuaraan nasional. Semoga kedepan saya bisa rajin menulis dengan konsisten setiap hari dengan memantapkan hati untuk terus menulis. Konsisten adalah modal utama penulis karena dengan konsisten menulis terus menerus insya Allah kita akan menjadi penulis hebat. Penulis itu keren, Penulis itu sangat terhormat di mata masyarakat.
Menulislah sesuai dengan pengalaman sendiri dilengkapi penunjang yang lain karena jika menulis dengan hati maka akan sampai ke hati yang membacanya. Setiap penulis mempunyai ciri dan keunikan masing – masing jadi jangan takut untuk menulis dan jangan ragu untuk mulai menulis.
“Cara termudah jadi pandai adalah belajar dari hal
terbodoh
yang pernah kamu lakukan”
Wilson Kanadi
Pangkalpinang,
13 Oktober 2021
Terima kasih sdh buat resume dengan baik. Kaya warna dan enak di baca. mantap bu Delvi. Tetap semangat
BalasHapusLuar biasa saya suka blogx apik
BalasHapusLari kita belajar membuat ceplok telur denagn menulis setiap hari dan menjadikan menulis seabagai
BalasHapusPassion kita.
Bagus, bu Selvi.
BalasHapus